KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL TUMETESE EMBUN SWARGA ING PANGKONAN KARYA TULUS SETIYADI KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA

Farrah Salvani Ammara. “Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel
Tumetese Embun Swarga Ing Pangkonan Karya Tulus Setiyadi Kajian Psikologi
Sastra”. Skripsi. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas PGRI
Semarang. Pembimbing I: Dr. Sunarya, S.S., M.Hum. Pembimbing II: Dr. Nuning
Zaidah, S.Pd., M.A.
Kata Kunci: Kepribadian, Tokoh Utama, Novel
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepribadian pada tokoh
utama dalam novel Tumetese Embun Swarga Ing Pangkonan karya Tulus Setiyadi
menggunakan kajian psikologi sastra. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan menyimpulkan data berupa kalimat dan
mendeskripsikan kepribadian tokoh utama. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini dari novel yang berjudul Tumetese Embun Swarga Ing Pangkonan
karya Tulus Setiyadi. Data dalam penelitian ini berupa kata, frasa, klausa, dan
kalimat yang berhubungan dengan kepribadian pada tokoh utama. Teknik
pengumpulan data menggunakan studi dokumen, sedangkan teknik analisis data
menggunakan teori milik Miles & Huberman, langkah-langkah yang dilakukan:
reduksi data, display data, dan verifikasi data atau mengambil kesimpulan.
Berdasarkan analisis novel Tumetese Embun Swarga Ing Pangkonan karya
Tulus Setiyadi, hasil penelitian terdapat dua puluh delapan data tipe kepribadian
yang terdapat pada tokoh utama yang bernama Sholeh, yang terbagi dalam tiga
tipe kepribadian yaitu kepribadian (1) Gapasioneerdern (orang hebat) terdapat
tiga belas data terdiri dari Bersikap Keras lima data, dan Emosional delapan data,
(2) Flegmaciti (orang tenang) terdapat sepuluh data, terdiri dari Pribadi yang
Tekun Bekerja tujuh data, dan Pribadi yang Tidak Lekas Putus Asa tiga data, (3)
Cholerici (orang garang) lima data yaitu Rajin Belajar lima data. Tipe kepribadian
Sholeh sebagai tokoh utama dapat terlihat ketika tokoh utama mengalami berbagai
x
masalah diantaranya: bersifat keras ketika Sholeh membantah tuduhan mencuri,
emosional ketika Sholeh dipaksa mengaku mencuri, Sholeh tekun bekerja untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari, tidak lekas putus asa ketika Sholeh
menggantikan figur Bapaknya menjadi tulang punggung keluarga, rajin belajar
agar dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.