Christian, Johan (2024) OPTIMALISASI FUNGSI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK) PADA PAKET PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI PENANGANAN INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN PASCA GEMPA BUMI KABUPATEN CIANJUR. Other thesis, UNIVERSITAS PGRI SEMARANG.
Johan Christian.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (4MB)
Abstract
Proyek konstruksi merupakan pekerjaan yang berisiko terjadi kecelakaan
kerja, baik itu kecelakan dengan risiko ringan sampai dengan yang ekstrim. Fakta
ini menunjukkan bahwa manajemen keselamatan kerja diperlukan untuk
mencegah terjadinya kecelakaan kerja. (J Apriyan, H Setiawan, Wulfram I. &
Ervianto, 2017).
Proyek konstruksi biasanya memiliki konotasi yang kurang baik apabila
ditinjau dari aspek kebersihan dan kerapiannya, selain itu faktor lain seperti
pekerja konstruksi yang cenderung tidak mengikuti ketentuan standar keselamatan
kerja, pemilihan metode kerja yang kurang tepat, perubahan karakter tempat kerja,
perselisihan yang timbul, dan peralatan K3 yang kurang memadai dapat
menyebabkan proyek konstruksi memiliki catatan yang buruk perihal keselamatan
dan kesehatan kerja
Salah satu proyek konstruksi yang memiliki risiko kecelakaan kerja yang
tinggi adalah Pelaksanaan rekonstruksi Penanganan Infrastruktur Permukiman
Pasca Gempa Bumi Kabupaten Cianjur. Hal ini dikarenakan gedung tersebut
berfungsi sebagai gedung pemerintahan yang menampung ratusan orang,
sehingga menurut ketentuan dalam SNI 1726 – 2019 bangunan tersebut termasuk
dalam Kategori Risiko III (bangunan dengan risiko tinggi terhadap jiwa manusia
jika terjadi kegagalan). Oleh sebab itu, diperlukan penelitian untuk identifikasi
risiko dan kemungkinan bahaya yang terjadi pada proyek tersebut dengan
menggunakan matriks risiko AS/NZS 4360 (Australia Standard/ New Zealand
Standard 4360) dan pengendalian/mitigasi dengan menggunakan metode JSA
(Job Safety
Analysis) sehingga kecelakaan yang mungkin terjadi bisa
diminimalisir.
Berdasarkan hasil analisa risiko kecelakaan dapat diketahui bahwa terdapat
36 risiko dengan tingkat sedang, 43 risiko dengan tingkat tinggi dan 1 risiko
dengan tingkat sangat tinggi, dengan level risiko paling tinggi/ ekstrim adalah
Variabel Pengecoran Ring Balok (Tanpa Plat Lantai) yaitu risiko pekerja terjatuh.
Faktor – faktor yang dapat berpotensi menimbulkan risiko kecelakaan adalah
pekerja tidak mengenakan peralatan keselamatan kerja, melakukan kesalahan
kecil, bekerja dengan posisi yang salah dan bekerja dengan waktu sempit. Oleh
karena itu, perlu dilaksanakan pembahasan yang menyeluruh mengenai
pengendalian risiko dengan menggunakan hierarki pengendalian risiko yang
berlaku dan pelatihan tentang pentingnya penerapan K3.
Kata kunci : rekonstruksi, optimalisasi, SMKK, pasca gempa, risiko
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Fakultas Teknik dan Informatika > Teknik Sipil |
Depositing User: | Perpus Pusat Upgris |
Date Deposited: | 09 Sep 2024 08:00 |
Last Modified: | 09 Sep 2024 08:00 |
URI: | http://eprints3.upgris.ac.id/id/eprint/4474 |