OPTIMALISASI PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA EKSPRESIF MENGGUNAKAN METODE BERCERITA DENGAN BONEKA TANGAN DI TK MASYITHOH 25 SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

Diyah Wihartati, “OPTIMALISASI PENINGKATAN KEMAMPUAN
BERBAHASA EKSPRESIF MENGGUNAKAN METODE BERCERITA
DENGAN BONEKA TANGAN DI TK MASYITHOH 25 SOKARAJA
KABUPATEN BANYUMAS. Skripsi fakultas ilmu Pendidikan universitas PGRI
Semarang. Dosen Pembimbing I Muniroh Munawar, M.Pd. Dosen Pembimbing II
Dwi Prasetiyawati D.H, S.Pd., M.Pd.
Latar belakang yang mendorong penelitian ini adalah kemampuan bahasa
ekspresif anak masih belum berkembang optimal dalam mendengarkan dan
memahami cerita, berbicara dengan kalimat sederhana, bertanya dengan satu
pertanyaan, menjawab pertanyaan sederhana, menceritakan kembali baik
pengalaman maupun dari cerita yang didengarnya. Dari 14 peserta didik hanya 2
yang bisa menjawab pertanyaan dan bertanya, 12 anak masih diam dan belum
bisa menjawab pertanyaan dengan baik.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut: Bagaimana mengoptimalsasi kemampuan
berbahasa ekpresif menggunakan metode bercerita dengan boneka tangan.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian Tindakan kelas yang terdiri atas
rangkaian empat kegiatan utama yang dilakukan dalam siklus berulang yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah
anak kelompok B TK Muslimat N Masyithoh 25 Sokaraja yang terdiri dari 5
anak laki laki dan 9 anak perempuan. Penelitian ini diperoleh dengan Teknik
analisis deskriptif yang bersifat kualitatif.
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali hasil penelitian menunjukan
adanya peningkatan kemampuan berbahasa ekpresif menggunakan media
bercerita dengan boneka tangan, pada siklus I mencapai 44%, pada siklus 2
mencapai 86%. Kesimpulan dari penelitian ini dengan bercerita menggunakan
boneka tangan dapat meningkatkan kemampuan berbahasa ekpresif anak di TK
Muslimat N Masyithoh 25 Sokaraja.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdapat beberapa saran bagi
guru, hendaknya lebih kreatif dan aktif dalam menarik minat anak dalam
kegiatan pembelajaran, bagi sekolah sebaiknya menyediakan prasarana dan
sarana yang dibutuhkan dan bagi orang tua hendaknya memahami kebutuhan
anak akan pentingnya bahasa sebagai alat komunikasi.