KEBAHAGIAAN KELUARGA BROKEN HOME

ALMAIDA KUSUMA WARDANI. NPM 17110035. “Kebahagiaan Keluarga
Broken Home”. Skripsi. Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas PGRI Semarang. 2021.
Latar belakang yang mendorong adanya penelitian ini yaitu kondisi keluarga
broken home yang kurang pengawasan dan kasih sayang dari orang tua sehingga
merasa kurang terpenuhi perasaan bahagia. Akibat dari adanya perceraian orang
tua tidak bisa lagi tinggal satu atap dengan anaknya, hal tersebut mempengaruhi
komunikasi yang terjalin serta pola asuh orang tua terhadap anak. Kondisi tersebut
mempengaruhi kejiwaan atau psikis anak itu sendiri.
Permasalahan yang terjadi pada penelitian ini yaitu 1) Apa makna
kebahagiaan bagi keluarga broken home?, 2) Apa faktor yang mempengaruhi
kebahagiaan bagi keluarga broken home?, 3) Siapa saja pihak yang telah
memberikan dukungan baik dukungan fisik maupun psikis bagi kebahagiaan
keluarga broken home?. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu
untuk mengetahui apa makna kebahagiaan bagi keluarga broken home,
menganalisa dan mengetahui apa faktor yang mempengaruhi kebahagiaan bagi
keluarga broken home, mengetahui siapa saja pihak yang telah memberikan
dukungan baik dukungan fisik maupun psikis bagi kebahagiaan keluarga broken
home.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Setting penelitian dilaksanakan di Desa Lebak, kecamatan Bringin.
Subjek yang diambil berjumlah 3 orang, serta 9 orang informan tambahan yaitu
salah satu dari kedua orang tua, teman, dan tetangga. Data dalam penelitian ini
diperoleh melalui observasi, wawancara, serta studi pustaka.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kebahagiaan pada keluarga broken home
yaitu terealisasinya ekspektasi atau harapan dalam lingkup keluarga. Adapun
factor yang mempengaruhi kebahagiaan bagi keluarga broken home meliputi
terciptanya hubungan yang positif dengan orang lain, keterlibatan penuh dalam
karir dan aktivitas, penemuan makna hidup, optimis dalam menggapai masa
depan, serta resiliensi atau kemampuan keluarga untuk bangkit atas kegagalan
yang pernah dicapai. Sosok yang memberikan dukungan penuh terhadap subjek
yaitu Ibu, teman dan juga kekasih.
Adapun saran yang diberikan oleh peneliti yaitu supaya orang tua tetap
memberikan kasih sayang utuh kepada anak, Orang tua perlu menerapkan pola
asuh yang demokratis, keluarga tidak menjadikan status broken home untuk
melakukan hal menyimpang, serta lingkungan sekitar tidak mendiskriminasi dan
tetap menerima keluarga broken home di lingkungannya.