SEMIOTIKA DALAM PEMAKNAAN PUISI MOZAIK JINGGA SEHIMPUN PUISI KARYA ASROFAH

Amirullah, Imron (2024) SEMIOTIKA DALAM PEMAKNAAN PUISI MOZAIK JINGGA SEHIMPUN PUISI KARYA ASROFAH. Other thesis, Universitas PGRI Semarang.

[thumbnail of SKRIPSI IMRON AMRULLAH_18410091.pdf] Text
SKRIPSI IMRON AMRULLAH_18410091.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Imron Amirulllah. “Semiotika Dalam Pemakaian Puisi Mozaik Jingga Sehimpun
Puisi Karya Asrofah”. Skripsi, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni.
Pembimbing I Dr. Ika Septiana, S.PD.,M.Pd. dan Pembimbing II Azzah Nayla,
S.Pd., M.Pd., Septembar 2023
Penelitian ini dilatarbelakangi penanda yang digunakan dalam penelitian
ini untuk mengetahui makna tersirat yang ada di dalam puisi dan objek mana saja
yang dianalisis sebagai tanda dan penanda suatu karya. Sehingga peneliti akan
menjelaskan makna tersirat suau karya sastra dapat dianalisis melalui kajian
semiotika ini dengan mencari tanda-tanda yang digunakan sebagai penanda untuk
keseluruhan yang ada di dalam puisi.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah meneliti tentang pemaknaan
Puisi Mozak Jingga Sehimpun Puisi Karya Asrofah. Dimana Puisi Mozaik Jingga
Sehimpun Karya Asrofah. Tujuan penelitian ini yaitu untuk medeskripsikan
semiotika yang meliputi ikon, indeks dan simbol pada puisi mozaik jingga
sehimpun puisi karya Asrofah.
Hasil penelitian ini adalah aspek ikon terdapat 9 ikon pada novel Duka
Dalam Bahagia (pada kata ini dan kali ini), Terperdaya (pada kata Ku atau aku,
Matahari, Kota dan kata kasih ), Purnama dipenghujung tahun (pada kata aku,
hujan, kami dan manusia), Mengingat 22 Desember (pada kata ibu, manusia dan
kau), Untukmu Wisudawan (pada kata kau dan negeri ), Kehilangan (mungkin
dan tak mungkin), Whatshapp ( jauh menjadi dekat, dekat menjadi jauh), Hati
Yang Selingkuh (hadirmu), Resolusi (mimpi atau berdiri) . Aspek indeks yaitu
Duka dalam bahagia (pada kalimat Kebersamaam dalam bahagia ini berjeda duka
, Terperdaya ( pada kalimat Harum bau wangi kota kembangmu beraroma busuk
(sebab), Bahkan bencana datang tiada terasa (akibat), Purnama di penghujung
tahun (pada kalimat Biarlah hujan mencurahkan airnya (sebab), Bulan sabit mulai
mencoret langit di belahan barat (akibat), Mengingat 22 Desember (pada kalimat
Dua puluh empat jam kau menjaganya penuh cinta (sebab), Dalam masa tak
terbatas dan tak pernah ada batas kau tetap (akibat),Untukmu wisudawan (pada
kalimat Bergegaslah menuju pelabuhan nyata (sebab), Kabarkan kepada kami
akan asinnya air laut (akibat). Ikon simbol yaitu Duka dalam bahagia ( pada
kalimat Satu Pelajaran tingkat tinggi, Pengendalian diri untuk intropeksi,
Terperdaya (pada kalimat Matahari Bandung, Tanpa titik air hujan seperti biasa,
Purnama di penghujung tahun ( pada kalimat Bulan sabit mulai mencoret langit,
Hingga purnama dating, Aku menemukan cahayaMu, Mengingat 22 Desember
(pada kalimat Dalam setiap hembusan nafasmu ada cinta, Dalam setiap detak
jantungmu ada kasih sayang, Dalam bayang kakimu ada surga , Untukmu
Wisudawan (pada kalimat Tanpa teras akita sudah sampai dalam batas cakrawala ,
Birunya awan, tingginya langit dan indahnya rembulan.
ix

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: L Education > L Education (General)
Divisions: Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Perpus Pusat Upgris
Date Deposited: 30 Sep 2024 04:38
Last Modified: 30 Sep 2024 04:38
URI: http://eprints3.upgris.ac.id/id/eprint/4989

Actions (login required)

View Item
View Item