TINGKAT PEMAHAMAN GURU PJOK TERHADAP KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DI SMP SEKECAMATAN KALINYAMATAN JEPARA

Fitrianti Khoirun Nisa’ 2024. “Tingkat Pemahaman Guru PJOK Terhadap
Kurikulum Merdeka Belajar di SMP Sekecamatan Kalinyamatan Jepara” Program
studi pendidikan keolahragaan, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan
Keolahragaan Universitas PGRI Semarang 2023.
Guru PJOK harus mengimplementasikan kesiapan aspek pendukung dalam
menerima perubahan kurikulum seperti buku pegangan guru, buku pegangan siswa,
peralatan dan media pembelajaran yang terkait, serta infrastruktur lainnya yang ada
di sekolah, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman guru
PJOK terhadap KMB.
Penelitian ini mengunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan
data ini dilakukan dengan Metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber
data Penelitian ini di dapat dari Guru PJOK SMP. Analisis data dalam Penelitian
ini menggunakan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan membuat
kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pendapat narasumber tentang
peran Guru PJOK Mendorong Partisipasi Siswa dalam Proses Pembelajaran. Guru
PJOK mendorong partisipasi siswa dengan berbagai cara, seperti melibatkan siswa
dalam proses belajar mengajar, menjadikan mereka terlibat dalam kegiatan
pembelajaran, dan mengajak mereka untuk berdiskusi serta memecahkan masalah.
Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan bahwa guru memiliki
pemahaman yang cukup baik seperti mengedepankan kebebasan dalam
pembelajaran yang lebih inovatif dan responsif. Sebagian besar guru juga
mengimplementasikan pembelajaran untuk mendorong kreatifitas siswa yang
sesuai dengan minat dan bakat siswa. Namun, guru memiliki beberapa hambatan,
salah satunya terkendala dengan sarana dan prasarana. Sekolah tetap berupaya
untuk mendukung adanya kurikulum merdeka belajar.
Saran dari penulis untuk membangun tingkat pemahaman guru PJOK
terhadap kurikulum merdeka belajar di SMP Sekecematan Kalinyamatan Jepara
yaitu melakukan pelatihan dan dukungan kepada guru karena guru perlu
mendapatkan lebih banyak pelatihan dan dukungan terkait implementasi KMB,
terutama dalam mengatasi hambtan seperti sarana prasarana.
Kata Kunci: Penelitian, tingkat pemahaman guru, kurikulum.